
Oleh: Alfred B. Jogo Ena*
Saya pribadi termasuk yang sudah lama mendambakan adanya seorang uskup SVD (Societas Verbi Divini) di Flores, karena Flores bisa menjadi ladang yang menghasilkan banyak panggilan menjadi imam dan awam yang militan berkat SVD. Setelah sekian dekade, belum ada uskup SVD di Indonesia. Terakhir uskup SVD emeritus yang masih hidup, Mgr. Gerulfus Kherubim Parera, SVD (uskup Weetebula dan uskup Maumere).
Terpilihnya seorang SVD menjadi uskup di tanah misi yang menghasilkan banyak misionaris di Keuskupan Agung Ende (KAE) seperti sebuah rasa hormat dari Gereja melalui Paus Fransiskus kepada SVD, KAE, dan Flores.
Mgr. Dr. Paulus Budi Kleden, SVD menjadi SVD ketujuh yang memimpin Keuskupan Agung Ende. Selamat menjalankan tugas sebagai uskup KAE dan mengakhiri tugas sebagai Superior Genderal SVD sejagat di Roma.
SVD dalam Sejarah di Keuskupan Agung Ende
Mgr. Dr. Paulus Budi Kleden, SVD adalah seorang teolog lulusan Universitas Albert Ludwig, Freiburg, Jerman. Uskup Budi kelahiran Waibalun, 16 November 1965 dipilih oleh Bapa Paus Fransiskus, dan keputusannya dibacakan oleh Administrator KAE, RD. Daslan Moang Kabu, di Katedral Kristus Raja Ende pada hari ini, 25 Mei 2025.
Mgr. Budi yang ditahbiskan di St. Gabriel, Austria pada 15 Mei 1993, setelah sebelumnya mengikrarkan kaul kekal pada 29 September 1992 di tempat yang sama.
Sejak sebelum menjadi Keuskupan Agung Ende, beberapa Uskup SVD yang pernah memimpin umat Katolik di sana antara lain: Mgr. Petrus Carolus Noyen, SVD (8 Oktober 1913 – 24 Februari 1921; Mgr. Arnold Verstraelen, SVD (13 Maret 1922-15 Maret 1932); Mgr. Heinrich Leven, SVD (25 April 1933-21 Juni 1950); Mgr. Antonius Hubertus Thijssen, SVD (8 Maret 1951-3 Januari 1961); Mgr. Gabriel Yohanes Wilhelmus Manek, SVD (3 Januari 1961-19 Desember 1968); Mgr. Donatus Djagom, SVD (19 Desember 1968-23 Februari 1996.
Dua kali masa kegembalaan dilayani oleh imam diosesan KAE yakni Mgr. Longginus da Cuncha, Pr (23 Februari 1996-6 April 2006) dan Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr (14 April 2007-19 November 2023).
Dampak Bagi Gereja Katolik Indonesia
Satu kebanggaan kita adalah penunjukan Pater Paulus Budi Kleden, SVD sebagai Uskup Agung Ende tentu akan memiliki dampak yang signifikan bagi Gereja Katolik Indonesia, khususnya bagi Keuskupan Agung Ende dan umat Katolik di wilayah tersebut. Menurut saya ada beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Pertama, Pembaharuan dan Perubahan Pastoral.
Sebagai seorang Superior General SVD yang terpilih menjadi uskup, Mgr. Budi mungkin membawa visi baru dan semangat pembaharuan dalam kepemimpinannya. Ini bisa mencakup pengembangan program-program pastoral baru, peningkatan pendidikan agama, dukungan bagi masyarakat lokal, dan upaya untuk meningkatkan partisipasi umat dalam kehidupan gereja.
Kedua, Penguatan Pelayanan Pastoral di Ende.
Penunjukan Mgr. Budi dapat menghasilkan penguatan pelayanan pastoral di Keuskupan Agung Ende. Sebagai uskup, dia akan bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola seluruh aktivitas gerejawi di wilayah tersebut, termasuk pelayanan pastoral, pembinaan rohani, dan pengembangan komunitas iman.
Ketiga, Peningkatan Kolaborasi dan Solidaritas Antar Keuskupan.
Keterlibatan Uskup Budi dalam jajaran kepemimpinan gereja di Indonesia juga dapat memperkuat kolaborasi dan solidaritas antara Keuskupan Agung Ende dengan keuskupan lainnya di Indonesia. Ini bisa meliputi pertukaran pengalaman, sumber daya, dan dukungan antar-keuskupan untuk meningkatkan pelayanan gerejawi secara keseluruhan. Apalagi dengan pengalamannya sebagai Superior General SVD sedunia selama enam tahun. Pengalaman kolaborasi antar negara dan antar keuskupan di dunia, akan mendorong Mgr. Budi membawa beberapa pembaharuan yang mungkin cocok dengan situasi di KAE.
Keempat, Inspirasi bagi Umat Katolik.
Penunjukan seorang uskup yang memiliki latar belakang sebagai Superior General SVD dapat menjadi sumber inspirasi bagi umat Katolik, khususnya para imam, religius, dan awam. Ini dapat menghasilkan semangat baru dalam panggilan iman, pelayanan gerejawi, dan pengabdian kepada Gereja Katolik di Indonesia. Belum lagi kekayaan intelektual yang dimiliki oleh Mgr. Budi dalam bidang teologi, sosial dan filsafaf akan membuat pelayanannya semakin lengkap, ditunjang oleh tenaga-tenaga pastoral yang ada di KAE yang sudah berjalan selama masa kepemimpinan Mgr. Vincentius Sensi Potokota.
Kelima, Perhatian terhadap Isu-Isu Lokal.
Sebagai seorang uskup lokal, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD kemungkinan akan memberikan perhatian khusus terhadap isu-isu sosial, ekonomi, dan politik yang relevan dengan masyarakat lokal di Keuskupan Agung Ende dan sekitarnya. Ini bisa mencakup upaya untuk memperjuangkan keadilan sosial, termasuk perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja di luar negeri atau luar keuskupan, perdamaian, dan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Sebagai bagian umat yang ikut mensyukuri dan berterima kasih atas segala sumbangsih SVD bagi gereja lokal di Nusa Tenggara khususnya dan Indonesia pada umumnya, percaya sepenuhnya bahwa penunjukan Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD sebagai Uskup Keuskupan Agung Ende memiliki potensi untuk membawa dampak positif bagi Gereja Katolik di Indonesia, dengan meningkatkan pelayanan pastoral, memperkuat kolaborasi gerejawi, dan memberikan inspirasi bagi umat Katolik.
Semoga Bapa Uskup yang juga pengamat sastra dengan bimbingan Roh Kudus membawa umat KAE semakin beriman dan berpengharapan dalam zaman digital ini. Selamat menggembalakan 480.760 orang katolik di 72 paroki dan 3 kevikepan (Ende, Mbay, Bajawa) yang dibantu oleh 239 imam dan juga puluhan tarekat religius yang ada di KAE.
*) Penulis tinggal di Yogyakarta.