
Oleh: Iwan Kurniawan*
Mukun, 15 Juni 2025. Langit Mukun sore ini sangat cerah, namun udara di sekitar lapangan penuh ketegangan. Drum band dari SMA St. Arnoldus Mukun membuka seremoni megah dengan irama semangat yang menghentak. Tropy Golo Meni Cup 3 diarak megah, seperti mahkota emas yang sedang menanti tuannya. Di panggung hijau, dua gladiator telah bersiap: Mukun United sang tuan rumah dan tim tandang Pasir Putih FC dari Borong.
Mukun United, sang raksasa sepak bola Mukun, datang ke final ini dengan status megah. Tiga kali berturut-turut mencapai final adalah bukti konsistensi dan kedalaman skuad. Mereka mengenakan seragam putih–gold sebagai simbol keyakinan dan kepercayaan diri. Sebaliknya, Pasir Putih FC hadir sebagai ‘anak baru’, pendatang pertama kali dalam ajang Golo Meni Cup, namun dengan semangat dan mentalitas penantang sejati. Seragam hijau–army mereka mencerminkan tekad tempur yang tak bisa diremehkan.
Dari 53 tim yang turut serta dalam turnamen, Mukun United dan Pasir Putih FC menjadi aktor duel puncak yang digelar penuh kehormatan oleh Pemerintah Desa Golo Meni yang bekerja sama erat dengan Desa Mokel.
“Kompetisi ini membuktikan bahwa sepak bola bukan hanya olahraga, tapi juga pesta rakyat, pesta persaudaraan, dan simbol persatuan di Manggarai Timur secara umum dan Kota komba utara khususnya.”
Pesan dalam sambutan sekalian penutupan kegiatan oleh ketua Panitia turnamen, Frans Maji. Pertandingan yang akan menjadi sorotan, bukan hanya karena gengsi, tapi karena kisah yang akan tercipta, gol yang mungkin akan dikenang seumur hidup, tangis haru di akhir laga, dan nama yang akan diukir dalam sejarah Golo Meni Cup. Hari ini luar biasa, semangat dan antusiasme pecinta bola daratan Mukun memenuhi semua empat sisi lapangan dengan tribun utara sebagai background yang paling disoroti karena memuat ratusan penonton selama pagelaran turnamen.

Jalanya Pertandingan
Kick-off dimulai, dan tensi langsung memanas. Sejak peluit pertama, kedua tim saling jual beli serangan, menyajikan tempo tinggi yang membuat penonton terpaku di tepi lapangan. Rival Mite sebagai pemimpin tim tamu sangat tegas membentengi areanya sebagai gelandang bertahan. Selain itu, Pasir Putih FC mengandalkan kekuatan pengalaman. Ada Indra Woda dan Rian Reme, dua punggawa senior yang sudah kenyang berlaga di berbagai turnamen antar-kampung daratan Flores, dan kini jadi poros permainan tim tamu.
Namun tuan rumah tak tinggal diam. Di bawah sorotan mata ribuan warga Mukun, Farli Riwa, Ertus, dan Arles, tiga anak muda berbakat dari skuad Mukun United memperlihatkan permainan penuh skil yang mengagumkan. Mereka menjadi motor serangan dan daya gempur dari semangat tuan rumah yang ingin menorehkan sejarah di tanah sendiri.
Olgan Supratman, pengadil lapangan dari lembaga KONI Kabupaten Manggarai Timur, memimpin laga dengan ketegasan. Namun panasnya pertandingan membuat benturan tak bisa dihindari. Kemelut demi kemelut terjadi di mulut gawang masing-masing, dan akhirnya Gol pertama dicetak Pasir Putih FC, memecah kebuntuan lewat kerjasama cepat yang menusuk jantung pertahanan Mukun United. Tak lama setelah itu, insiden terjadi. Penjaga gawang Pasir Putih dan striker Mukun United terlibat pelanggaran keras yang membuat keduanya harus meninggalkan lapangan. Kartu merah melayang, suasana menegang, dan permainan sempat dijeda. Protes keras dari Kubu Mukun United diwakili ofisial tim, Apeng, tidak membuat keputusan berubah. Mukun United kehilangan mata pedang di lini depan penyerangan, dan Pasir Putih kehilangan tangan magic di bawah mistar gawang.
Sejak insiden itu, kedua tim terpaksa bermain dengan 10 pemain, dan tensi pertandingan sempat menurun drastis. Gairah penoton pun kendor, namun drama belum usai.

Setelah turun minum, Mukun United tampil tanpa arah. Umpan-umpan sering salah sasaran dan akurasi tendangan jauh dari harapan. Dari bench cadangan, perombakan pemain dilakukan hingga menghabiskan stok pemain pengganti, namun tetap tidak mengubah performa tuan rumah. Ketidakstabilan ini menjadi santapan empuk bagi pelatih Pasir Putih FC, Coach Rojas (Marsi Roja), yang membaca permainan dengan jitu. Ia menginstruksikan penekanan di sektor tengah, dan strategi itu membuahkan hasil.
Tendangan gawang dari Aro, defender handal Pasir Putih, lansung menuju ke area pertahanan Mukun United, disambut dengan kontrol apik oleh Indra Woda yang dengan dingin menggandakan keunggulan tim tamu. Skor 2-0 membuat suasana di bangku pendukung Pasir Putih bergemuruh, seolah seluruh suporter tim Tanah Kolan ini bersorak di kejauhan.
Hingga peluit panjang dibunyikan, tak ada lagi gol tercipta. Pasir Putih FC resmi menjadi juara Golo Meni Cup 3 tahun 2025, menutup kisah perjalanan penuh peluh dan perjuangan panjang dengan manis. Sementara Mukun United, harus kembali puas sebagai finalis, menyimpan luka namun tetap menjaga martabat sebagai tim tangguh yang selalu hadir di puncak kompetisi.
Golo Meni Cup 3 membuktikan satu hal: sepak bola bukan soal siapa yang lebih dulu datang, tapi siapa yang paling siap menyambut peluang. Dan hari ini, takdir berpihak pada Pasir Putih FC. Turnamen yang diadakan oleh Pemdes Golo Meni dengan inisiatif langsung dari Kepala Desa, Paulus Darman, bukan hanya tentang siapa yang juara akan tetapi lebih pada tentang semangat desa, tentang persaudaraan antarwilayah, dan tentang harapan anak-anak muda Manggarai Timur yang menjadikan lapangan sebagai panggung untuk bermimpi lebih tinggi.
Semoga dengan kegiatan sepak bola kelas tarkam dan tingkatan lainnya, membawa perubahan untuk sepak bola di Manggarai Timur.
*) Pemerhati sepakbola Manggarai Timur, pemilik usaha NM Galeri Jkt skuad, tinggal di Manggarai Timur.