Karma: Menciptakan Surgamu Sendiri

Spread the love
SadhguruKarma (Foto: Ist.)

Oleh: Makinuddin Samin*

Karma bukan audit kehidupan; timbangan atas kebaikan dan kejahatan. Karma juga bukan pembalasan dari Tuhan. Tak ada hubungannya dengan Tuhan, Iblis, atau entitas lainnya di luar sana.

Karma merupakan mekanisme eksistensial yang cetak birunya Anda ciptakan sendiri melalui pola memori yang terus berulang menjadi kebiasaan yang bersifat siklis. Kebiasaan membentuk kencenderungan, pola kehidupan, dan mengkonfigurasi kepribadian. Pemadatan ini menempati tubuh, pikiran, dan energi.

Konsep bahwa karma menempati tiga domain di atas (tubuh, pikiran, dan energi) menjadikannya tak hilang begitu saja karena kematian seseorang akibat rusaknya tubuh. Karma tetap eksis, menempati ruang-waktu bersama energi semesta selama belum dibebaskan.

Karma tidak hanya membelitmu semata karena tindakanmu, juga apa yang terlintas dalam pikiranmu. Kegelisahanmu di siang hari, memelukmu pada malam hari, menghantuimu dalam mimpi, dan tetap berada di pikiranmu saat terjaga di pagi hari. Kegelisahan itu menjadi ingatan tak sadar, menempati energi batinmu sampai terbebaskan.

Namun daya tarik buku Karma ini bukan hanya terletak pada upayanya untuk mendekonstruksi konsep karma dan cara membebaskanya, Sadhguru juga memperkenalkan konsep Vasana; jejak tubuh, pikiran, dan energi yang ditinggalkan bahkan setelah manusia meninggal dunia ribuan tahun lamanya.

Energi memiliki ‘aromanya’ sendiri. Seperti bunga yang memancarkan wangi atau bau; memiliki daya tarik sendiri. Pancaran Vasana ini menarik energi lainnya, seperti bunga tertentu yang manarik bagi lebah, lalat, dan jenis kumbang lainnya. Kepada siapa Anda ingin dekat, Vasana membantu Anda untuk mewujudkannya.

Anda adalah pencipta wangi dan busukmu sendiri, kebahagiaan dan kesedihanmu sendiri, pencipta bagi surga dan nerakamu sendiri. Sadhguru meyakinkan kita bahwa manusia memiliki respon tak terbatas terhadap kehidupan; menggeser sumber kehidupan yang berasal dari sana kembali ke dalam diri Anda sendiri. Anda tak lagi menjadi penumpang bagi kehidupanmu sendiri.

Sampai di sini cerita tentang surga dan cara untuk mendapatkan tiketnya menjadi tak relevan lagi. Bagi Sadhguru, gagasan tentang surga di luar sana adalah kejahatan terburuk yang dibuat manusia, sebab surga seharusnya bisa diciptakan di sini dan saat ini!

Karma (Foto: Doc. Makinuddin Samin)

Karma karya Sadhguru ini diterbitkan Javanica pada 2022. Matur suwun Cak Shalahuddin Gh.

*) Penulis novel dan cerpen, peminat kajian sejarah dan menulis. Tinggal di Tuban, Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *