
Oleh: Isidorus Lilijawa*
Pada tahun 2014 lalu, Pak Fary Francis mengundang Coach Rahmad Darmawan (RD) ke Kupang. Coach RD melakukan serangkaian kegiatan di Kupang, di antaranya coaching clinic bagi para siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) yang ada di Kupang. Satu hal yang beliau tanyakan kepada Coach RD adalah bagaimana atau mulai dari mana mengurai persoalan sepak bola NTT. Coach RD menawarkan untuk mulai dengan membangun Sekolah Sepak Bola (SSB).
Mengapa SSB?
SSB adalah wadah untuk menyiapkan para pemain sejak usia dini. SSB itu perannya seperti seminari (tempat persemaian) benih-benih sepak bola. Jika benihnya disemaikan di lahan yang baik dan subur, tentu akan menghasilkan buah-buah yang berkualitas. Walau investasinya jangka panjang, namun di SSB, pembentukan karakter dan pembentukan mental mendapat porsi yang besar. Kedisiplinan, kejujuran, loyalitas, kemandirian, daya tahan, sportivitas, ditempa dan ditanamkan. Di sini kemenangan bukanlah tujuan, namun perubahan perilaku dan perbaikan karakterlah yang utama. SSB adalah sekolah karakter, sekolah kepribadian. Jika sepak bola adalah sebuah bangunan, maka SSB adalah fondasinya. Bila fondasi kuat, maka ia akan menopang bangunan dengan gagah. Apabila fondasinya lemah, kapan saja bangunan itu bisa ambruk.
Jalan inilah yang dipilih Pak Fary Francis dengan mendirikan SSB Bintang Timur, di Atambua, tanggal 21 November 2014. Setelah SSB ini hadir, berbagai fasilitas pun dibangun seperti lapangan sepak bola, asrama dan mess bagi para siswa, bahkan memicu lahirnya klub senior yang siap berkompetisi dalam berbagai turnamen. Inilah jalan panjang yang dipilih, karena SSB adalah investasi jangka panjang. Bukan investasi material, tetapi investasi sumber daya manusia.
Memilih jalan SSB adalah berikhtiar membereskan persoalan sepak bola NTT mulai dari akarnya, dari dasarnya. Bagai multiplayer effect, kehadiran SSB Bintang Timur dapat memotivasi orang-orang yang berkehendak baik untuk turut juga melakukan hal yang sama.
Mengapa Bintang Timur?
Nomen est omen. Nama adalah tanda. Demikian keyakinan orang-orang Latin. Nama menandakan sesuatu; mewakilkan makna tertentu. Mustahil nama tanpa makna. Mengapa SSB ini dinamakan “Bintang Timur”?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, Bintang Timur diartikan sebagai: Planet Venus yang biasa kelihatan besar dan terang di sebelah timur pada dini hari; dan dikatakan tentang mata yang bagus (besar dan bercahaya).
Nama Bintang Timur secara sosiologis mencerminkan suatu tanda yang datang dari timur. Tanda itu berupa bintang. Secara sosio-antropologis, pemetaan identitas seseorang bisa berdasarkan arah mata angin: timur, barat, utara, selatan. Bintang Timur adalah identitas yang dilekatkan pada orang-orang yang berasal dari timur Indonesia, dari timur NTT, dalam konteks NTT daerah Atambua Kabupaten Belu yang merupakan wilayah timur NTT. Dalam konteks ini, orang-orang dari timur ini adalah mereka yang lebih dekat dan lebih cepat merasakan kehadiran sang mentari ketika ia mulai memancarkan cahayanya. Identitas timur dalam hal ini menegaskan makna yang lebih cepat, lebih dekat dengan sumber energi, sumber yang menguatkan dan menyegarkan.
Secara teologis, kisah Bintang Timur berasal dari kisah “Tiga Raja dari Timur” yang melihat sebuah bintang yang sangat cerah di langit pada suatu malam. Bintang itu kemudian memandu mereka dari daerah asal mereka di Persia sampai ke Betlehem, tempat Yesus dilahirkan. Bintang Timur adalah “bintang” yang telah menuntun orang Majus datang kepada Yesus, saat kelahiran-Nya di Betlehem. Ada “cerita” mengapa orang Majus mencari seorang bayi yang lahir, ketika melihat “Bintang Timur”.
Orang Majus sudah sejak “lama” memiliki pengetahuan tentang perbintangan. Mereka sudah mengenal astrologi. Ceritanya, rasi bintang Aries itu melambangkan “kekuasaan”. Ketika Yesus lahir, (sekitar tahun 6 sebelum Masehi), Planet Jupiter dan Saturnus tepat “masuk” di rasi bintang Aries. Dari kejadian alam itulah orang Majus meyakini bahwa itu adalah simbol lahirnya seorang “calon penguasa”. Karena itulah orang Majus datang mencari bayi yang lahir, “tepat di bawah Bintang Timur” itu. Cerita ini tidak ditulis dalam Alkitab, sebab ini adalah hasil “analisis” para ilmuwan.
Diyakini bahwa Bintang Timur itu melambangkan Yesus (orang Jawa menyebut Yesus Kristus itu sebagai SANG TIMUR). Dari cerita tentang “Bintang Timur” yang menuntun orang Majus menemukan bayi Yesus, maka logis jika Yesus dilambangkan sebagai Bintang Timur. Secara teologis, Bintang Timur adalah penunjuk arah, tanda yang menyelamatkan dan Dia yang datang untuk menyelamatkan umat manusia.
Planet yang paling terang yang disebut Bintang Timur itu muncul di ufuk barat saat maghrib atau di ufuk timur saat pagi. Bintang Timur itu bintang yang memancar dengan sinar yang terang menjelang pagi ketika bintang-bintang lain tampak meredup. Bintang kejora si bintang timur adalah bintang yang paling terang. Di antara bintang-bintang yang berpendar di seluruh kanvas langit, hanya bintang kejora yang bersinar paling indah, paling terang dan mandiri.
Kejora adalah bintang yang mandiri karena kejora selalu sendiri, walau terpisah dari bintang-bintang yang lain, tapi ia tetap melaksanakan tugasnya untuk berpendar. Tetap bersinar, tetap cemerlang, dengan sekuat tenaga yang ia punya. Tak peduli, meski sendiri. Ia tetap menyinari.
Secara filosofis, Bintang Timur (stela oriente) adalah bintang harapan. Ernest Bloch, filsuf kontemporer menyebut filsafat harapan adalah jalan setiap orang. Hidup itu tidak cukup tanpa harapan. Bahkan harapan selalu menjadikan hidup lebih hidup. Harapan adalah gairah (elan vital) yang membuat setiap orang berkanjang dalam perjuangan, bertahan dalam penderitaan, bertekun dalam cita-cita. Ia menjembatani masa lalu dan masa depan. Bintang Timur hadir sebagai harapan ketika ia berdaya menunjuk arah, memastikan langkah, berkuasa menyelamatkan, mengajari kemandirian dan selalu berguna bagi yang lain dengan menerangi kegelapan dan keremang-remangan.

Mengapa Atambua?
SSB Bintang Timur hadir di Atambua Kabupaten Belu dengan beberapa alasan.
Pertama, Kabupaten Belu adalah salah satu kabupaten di NTT yang menjadi kabupaten perbatasan. Kabupaten ini langsung berbatasan dengan negara Republik Demokratik Timor Leste. Walau terpisah batas wilayah secara administrasi, namun Timor Leste dan Timor Barat (Atambua) adalah satu dalam budaya, adat-istiadat, kekeluargaan. Keterpisahan ini tidak mesti membuat perbedaan semakin besar. Mesti ada upaya untuk tetap menjaga kebersamaan itu. Sepak bola adalah salah satu media. Sepak bola menembus batas, merekatkan yang terpisah, merajut kebersamaan dan membangun harapan. SSB hadir dalam spirit besar ini.
Kedua, Belu, dalam bahasa Tetun berarti sahabat atau teman, melandasi cita-cita masyarakat Belu untuk membangun Rai Belu dengan rasa kebersamaan dan rasa persaudaraan tanpa dibatasi sekat-sekat keanekaragaman yang ada, baik suku, agama maupun yang lainnya. Dengan persatuan dan persaudaraan, cita-cita untuk mewujudkan Belu Sejahtera akan tercapai. SSB hadir dalam upaya membangun kota sahabat ini melalui sepak bola. Sepak bola merakit persahabatan dan meneguhkan pertemanan.
Ketiga, nama “Atambua” berasal dari kata Ata yang artinya hamba dan Buan yang artinya suanggi. Jadi Atambua artinya tempatnya hamba-hamba suanggi yang konon di daerah ini dipergunakan oleh para raja sebagai tempat pembuangan para suanggi yang mengganggu masyarakat. Kemudian dalam perkembangannya, kata Atabuan mengalami penyisipan fonem “m”. Melalui sepak bola, SSB hadir sebagai wadah persemaian benih-benih kebenaran (verum), kebaikan (bonum), keindahan (pulchrum) yang nyata dalam nilai sportivitas, kerja sama, kedisiplinan, ketekunan, respek, loyalitas, kemandirian, pengorbanan, hasrat juara, patriotisme, nasionalisme. Di satu sisi SSB mereduksi ‘mentalitas suanggi’, karakter yang merusak dan memecah belah, karakter yang membangun iklim saling curiga dan tidak saling mendukung. Itu dimungkinkan melalui sepak bola.
Mengapa Perbatasan?
Kabupaten Belu adalah tapal batas antara negara Timor Leste dan Indonesia. Wilayah ini membagi dengan jelas teritori Timor Timur dengan Timor Barat. Jika pendekatan pembangunan yang silam, batas negara adalah yang di pinggir, di ujung, di luar; maka saat ini pendekatan pembangunan perbatasan adalah prioritas. Batas negara adalah wajah bangsa, etalase negeri, beranda Nusantara. Bahkan Presiden Jokowi mencetuskan program unggulan Nawacita, yang salah satu poinnya adalah membangun dari pinggiran, membangun dari perbatasan.
Saat ini, geliat pembangunan di Kabupaten Belu sebagai wilayah perbatasan sudah mulai terasa. Pembangunan infrastruktur adalah leading sector-nya.Infrastruktur jalan, jembatan, perumahan, waduk, embung, infrastruktur perhubungan, sedang giat dibangun. Pertanyaannya, manakah yang mesti lebih dahulu dibangun, infrastruktur atau sumber daya manusia?
SSB Bintang Timur hadir di perbatasan untuk menyentuh pembangunan karakter anak-anak perbatasan. Sumber daya manusia anak-anak di perbatasan perlu dibangun di saat pembangunan infrastruktur fisik sedang giat-giatnya dibangun pemerintah. SSB membentuk karakter melalui sepak bola. Di sini, tidak saja ada aktivitas olahraga, tetapi juga ada latihan olah batin, olah sosial dan olah tim. Melalui sepak bola, anak-anak perbatasan bahkan anak-anak dari bekas provinsi Timor-Timur membangun harapannya untuk menjadi anak-anak bangsa yang berprestasi, baik di lapangan sepak bola maupun di medan kehidupan.
SSB Bintang Timur hadir untuk memberikan kesempatan seluas-seluasnya kepada anak-anak perbatasan agar bisa berprestasi, mewujudkan impian-impian mereka melalui sepak bola. Mereka memiliki kemampuan, bakat, talenta yang selama ini terpendam karena tidak memiliki sarana dan fasilitas untuk mengembangkannya. Bahkan melalui sepak bola, anak-anak perbatasan bisa merajut silaturahmi hingga ke kabupaten lain dan ibukota provinsi NTT, bahkan ke provinsi lain.
Di batas negeri ini, wajah-wajah anak perbatasan menjadi lebih ceria. Impian mereka terus diburu. Harapan semakin kuat digapai. Sepak bola menjadikan mereka tidak berbatas walau di perbatasan. SSB Bintang Timur meretas batas agar yang dari batas negeri terus memiliki harapan.
*) Penulis Buku Filsafat Bola. Saat ini berdomisili di Kupang, NTT.