
Oleh: Sisco Tue*
Dalam hitungan hari, pagelaran Liga IV El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII akan tersaji. Kota Kasih akan kembali jadi Koloseum para Gladiator berdansa dengan irama taktik dan gengsi setelah sebelumnya berhasil menobatkan Bintang Timur Atambua menjadi Kampiun Liga Pelajar Soeratin u-17.
Resonansi persiapan masing – masing klub partisipan terlihat semakin mencolok. Hal ini dapat dibuktikan dengan update proses seleksi, π‘πππππππ ππππ‘ππ, sparing hingga berita “transfer” pemain yang berseliweran di level klub dan yang terendus media.
Jelang benturan nanti, terdapat beberapa klub yang begitu aktif mematangkan skuadnya dibandingkan tim-tim lain, sebut saja, Bintang Timur Atambua (BTA), Perserond, Persebata, Perseftim, Perse, Persami, Persena hingga PSN Ngada. Belakangan, dalam mempersiapakn diri menuju Kupang, BTA bertandang ke Estadio Municipial Baucau dan bersua Tim Nasional Timor Leste dan berbagi poin setelah bermain imbang 0-0. Rex Nono, pemain asal Ngada, masuk dalam π π‘πππ‘πππ ππππ£ππ BTA setelah dikontrak paruh waktu oleh Laskar Macan Batas. Perserond, Perseftim dan Persebata saling mengumandangkan ππ π¦π€ππ jelang turnamen, dengan saling memperebutkan bintang – bintang mereka, sebut saja Indrawan Tokan dan “πβπ π»π’ππ” Lebu Raya, permata Witihama yang menyeberang ke Perserond. Di lain sisi, penjaga gawang laskar sembur Paus, Kartino Ebon, kabarnya juga dijala untuk merasakan sensasi laut tenang Nembrala. Perse dan Persena memicu konflik psikologis. Sedari perilisan punggawa hingga ke tahap sparing, keduanya terlihat melempem dan seperti tak bernyawa. Kura-kura dalam perahu kah? Persami jadi satu-satunya tim dengan predikat mentereng. Persiapan elit, ekonomi legit. Ibo Nono, Yoris Du’a, Oan Salo dan Andy Maku, yang ber-KTP Ngada terlihat bergabung bersama para punggawa Nian Tana.
PSN Ngada kini tengah menjadi sorotan. Pemilik π‘ππ‘ππ 8 kali gelar ETMC ini sedang dirundung kehilangan. Di tengah minimmya persiapan menuju Kupang, PSN harus kehilangan beberapa pilar penting yang selama ini menjadi simbol π£πππ‘πππ¦ tanah Ngada, sebut saja Aspin Mo’i, Reyn Milo, Ivan Gula, Asno Rimo, Alfin Seo, juga dua nama yang pernah dilirik Timnas u-20: Heron Liko dan Kevin Bay, serta masih banyak lagi yang lain. Regulasi, pilihan pemain dan keinginan pelatih dalam menerapakan skema jelas menjadi penentu utama hilangnya nama – nama tersebut dari πππ π‘ skuad PSN. Yang teranyar adalah Yoris Nono. Beredar kabar bahwa ujung tombak PSN ini telah hijrah ke negeri seberang untuk memperkuat Bajak Laut FC. Bak kisah telenovela tentang kandasnya asmara, Yoris Nono telah mematahkan lebih dari 15 ribu juta hati masyarakat Ngada. Ironi!
Pada level persepakbolaan Nusa Tenggara, semua pecinta si kulit bundar paham betul bahwa PSN Ngada adalah Yoris Nono dan Yoris Nono adalah nadi PSN Ngada. Layaknya dua mata koin, ia telah membundar menjelma nilai yang akan dikenang dari masa ke masa. Serupa takdir sebatang rokok, kehilangannya mematikan namun menenangkan. Ngada tanpa Yoris Nono seperti orkestra tanpa konduktor, bernada tapi tak harmonis. Semua jatuh cinta bukan karena dia terdengar nyaring, tapi karena kepiawaiannnya yang membuat permainan tetap ππ ππππ‘. Buah jatuh tak jauh dari pohon, putra legenda hidup PSN Ngada era 70-an, bapak Nikolaus Ria ini telah membuktikan bahwa keturunannya mempunyai andil besar bagi perkembangan sepak bola Ngada.
Selama membela PSN Ngada, Yoris Nono telah mengukuhkan beberapa gol. Adapun jumlah golnya :
- Tahun 2013 ETMC di Manggarai Barat 5 gol
- Tahun 2015 ETMC di Maumere 9 gol, πππ πππππ
- Tahun 2016 Liga Nusantara di Jogja 5 gol πππ πππππ
- Tahun 2017 Dirgantara Cup di Jogja 2 gol
- Tahun 2017 ETMC di Ende 6 gol
- Tahun 2018 Piala Gubernur di Kupang 5 gol
- Tahun 2019 Liga 3 di Pasuran 13 gol
- Tahun 2023 ETMC 6 di Rote Ndao 6 gol
Jumlah gol-gol ini tak terhitung 2 periode ETMC lain saat ia membela Persena dan Persami. Saat berseragam Persena pada tahun 2019 di Malaka, Yoris Nono berhasil mengoleksi 7 gol dan meraih predikat πππ πππππ, sedangkan pada tahun 2022 saat membela Persami kala ETMC digelar di Lembata ia berhasil mengukuhkan 4 gol.
Sebelum kehilangan Yoris, Ngada terlebih dahulu ditinggal oleh Okta Pone, striker haus gol berpaket eksklusif. ππππππ‘, ππππ¦ ππππ, akselerasi, π ππππ dan naluri golnya telah menyatu ke dalam jiwa monster itu. Bergabung ke dalam skuad PSN sejak 2006 (Kala itu menggunakan nama Persida Ngada), Okta setia membela panji hitam ππππππ dan menutup kariernya di Lembata pada tahun 2022 saat membawa PSN mengikuti ETMC XXXI. Total 16 tahun sudah Okta berseragam PSN dan menjadi satu-satunya pemain PSN dengan total masa bakti dan ππππ terbanyak dibanding legenda PSN lainnya. Selama berseragam hitam ππππππ, Okta tercatat mengukuhkan lebih dari 50 gol untuk PS Ngada (tak terhitung pertandingan persahabatan dan sparing). Adapun jumlah golnya :
- Tahun 2006 ETMC di Alor 3 gol
- Tahun 2007 ETMC di Atambua 4 gol
- Tahun 2009 ETMC di Ngada 3 gol
- Tahun 2010 Piala Gubernur di Kupang 4 gol, πππ πππππ
- Tahun 2013 ETMC Labuan Bajo 5 gol, πππ πππππ
- Tahun 2015 ETMC di Maumere 7 gol, πππ πππππ
- Tahun 2016 Liga Nusantara di Jogja 6 gol
- Tahun 2017 Dirgantara Cup di Jogja 2 gol
- Tahun 2018 Piala Gubernur 11 gol, πππ πππππ & π΅ππ π‘ ππππ¦ππ
- Tahun 2018 Liga 3 di Kediri 3 gol
- Tahun 2019 liga 3 di Pasuruan 7 gol
- Tahun 2022 ETMC di lembata 3 gol
Kelebihannya terletak pada anggota tubuhnya yang paling atas. Mulutnya diam, kepalanya menciptakan sejarah. Ditemani Ivan Gula, PSN seperti restoran berkelimpahan menu. Mau pesan bola dari sudut manapun, Okta akan siap telan. Kakinya bernuansa magis, layaknya lukisan Renaissance, sekali gores langsung jadi πππ π‘πππππππ.

Di level klub, tak terhitung jumlah gol kedua mesin ini, sebab keduanya telah banyak membela klub yang berbeda-beda. Apabila dikalkulasikan, totalnya ratusan. Mencengangkan!
Di tengah terpaan kepergian, PSN meremajakan usia rerata pemain. Terhitung Yanto Wada merupakan pemain yang paling senior di antara 24 pemain lainnya. Tim ini banyak dihuni eks Soeratin u-17. Tak main – main, Gery Re’o, Bram Raja dan Ebin To’i diprediksi akan jadi π‘πππ π’ππ berbahaya bagi calon lawan-lawannya. Terlepas dari semua perubahan dan proses alterasi regenerasi kubu PSN Ngada, sang π΄ππππππ‘πππ, Kletus Marselinus Gabhe, patut diacungi jempol.
Pada ulasan-ulasan sebelumnya, selalu saya paparkan bahwa pelatih yang satu ini cerdas, bertalenta dan menganut aliran futurisme. Entahlah orang ini siapanya Nostradamus. Layaknya Musa, ia membelah lautan nada miring dan menghantar PSN mencapai prestasi-prestasi yang tak terbayang sebelumnya.
Obsesinya pada taktik membuatnya selalu menciptakan varian baru dalam skema di setiap pertandingan. Jika kita mengenal Carlo Mazzone dengan temuan π·πππ πΏπ¦πππ ππππ¦πππππ (ππππππππππ) dan Luciano Spaletti sebagai yang pertama yang mengenalkan “ππππ π ππππ” saat bersama Roma, Guru Kletus bisa dikatakan sebagai penyatu duo model ini. Inovasinya menghasilkan πππ‘πππ dan πππ‘πππππππ. Dalam 90 menit bertanding, kita bisa melihat anak – anak PSN menerapkan beberapa pola formasi, entah mereka sadari ataupun tidak. Sang guru bagaikan Roh yang ikut berlari membisiki perubahan ketika melihat celah pada pertahanan lawannya. Pelatih ini cerdas.
Protesis bagan skuad PSN yang dibawa Guru Kletus saat ini patut kita nanti. Transmutasi berani agar PSN kembali bertengger di tempat tertinggi atau malah membuka jalan menuju pelataran Harakiri. Menarik!
*) Penulis adalah tifosi PSN Ngada dan AC Milan. Saat ini berdomisili di Ngada.
Ulasan berkelas dan semoga PSN Ngada terus berkibar dengan membuktikan dirinya sebagai raksasa sepakbola NTT di kancah yang lebih tinggi. Vamos PSN Ngada..