Bidadari dari Kota Dingin Menggapai Mimpi

Spread the love
Daniela S. Fernandez (Foto: Doc. DSF)

Oleh: Julia Anastasia Kendy Dula*

Gadis itu telah membuktikan dirinya. Mahkota yang dicita-citakannya sejak kecil akhirnya tersemat di kepalanya. Hari itu, 10 November 2023, ia meraih bintang sebagai generasi muda bertalenta di ajang Indonesian Stars Search & Miss Teen Beauty. Daniela Stevani Fernandez, biasa disapa Dea, adalah gadis cilik pemilik wajah eksotis. Dengan tubuh yang proporsional, berkulit sawo matang, dan berwajah tirus, adalah kecantikan khas gadis asal Bajawa, Kabupaten Ngada tersebut. Dea yang masih berusia 15 tahun ini, berhasil menggapai mimpinya dengan mengikuti ajang bergengsi.

Dea adalah salah satu kontestan yang mewakili provinsinya dan mampu bersaing dengan para peserta dari kota-kota besar di Indonesia. Pemilik tanggal lahir 22 Maret 2009 ini adalah anak tunggal dari pasangan Sebastianus Fernandez dan Maria Teresia Utha. Walaupun anak tunggal, ia tidak mau terlihat manja. Sejak kecil Dea memiliki ketertarikan yang begitu besar pada dunia modeling. Alumni SDK Regina Pacis ini memang sejak SD sudah mengikuti berbagai perlombaan fashion show dan aktif mengikuti kegiatan di Sanggar Tari Bu’e Bila.

Walaupun gagal berulang kali, tetapi dia tetap berjuang untuk bangkit. Di lain sisi, ayahnya tidak setuju karena waktu belajarnya akan terganggu. Dea bukanlah tipe anak yang mudah menyerah. Ia terus berjuang untuk membuktikan kepada ayahnya bahwa dua hal itu bisa berjalan bersamaan. Secara diam-diam, ia mendalami dunia modeling di sela-sela waktu belajarnya.

Ketika di kelas 9 SMP Negeri I Bajawa, ia pernah gagal dalam ajang lomba fashion show di acara Festival Wolobobo. Kecewa dan terpukul hatinya, sempat juga ia mengurung diri di kamarnya. Sang ibu sangat memahami betul apa yang dirasakan Dea saat itu.

“Nona, untuk kalah dan menang itu biasa, engkau sudah berjuang itu luar biasa. Mungkin saat ini bukanlah waktumu untuk menang, tetapi jika kamu berjuang, kamu akan mendapatkan bintangmu itu, bukan sekarang tetapi bisa nanti!”

Dukungan ibunya membuat Dea bangkit lagi. Dea kembali bersemangat untuk latihan. Karena ketekunannya, Dea akhirnya dipanggil untuk menjadi model di acara festival budaya yang mendatangkan banyak desainer ternama. Dea mendapat kepercayaan untuk menjadi model baju dari seorang desainer ternama Nusa Tenggara Timur bernama Erwin Yuan. Sejak saat itu, ia terus berlatih secara otodidak dengan mengandalkan Youtube. Karena ketekunannya, maka di festival tersebut akhirnya Dea mampu membuat banyak orang terpesona dan menuai banyak pujian, termasuk ayahnya sendiri merasa sangat terharu.

Di balik kesuksesan Dea ada sosok ibunya yang luar biasa. Berkat ibunya yang sering mengikuti informasi tentang dunia modeling dan sering mem-posting foto-foto Dea di Instagram, maka pada bulan November 2023, Dea me8ndapatkan tawaran langsung dari National Director Miss Teen Beauty Indonesia untuk mengikuti seleksi secara online. Dea pun langsung mendaftarkan diri via online. Kegiatan ini digagas oleh Vino Assaad yang merupakan CEO Krown Creative Enterprise dengan visinya mencari talenta muda berbakat Indonesia untuk bisa bersanding dengan talenta muda dunia dan menjadi ikon internasional. Setelah mengikuti audisi online dan lolos, akhirnya Dea diundang ke Jakarta untuk menjadi salah satu kontestan. Jakarta bagai mimpi, antara bahagia dan cemas. Akankah mimpi Dea tergapai di kota metropolitan ini?

Dea menjalani masa karantina selama lima hari, mulai tanggal 6 hingga 10 November 2023, di Hotel Luminor Jakarta, dengan berbagai kegiatan yang sangat padat. Sejak masa karantina, proses penilaian pun sudah dimulai. Menurut Dea, “Kompetisi ini sangat ketat dan profesional. Tak hanya cantik, namun juga berkarakter, cerdas dan memiliki jiwa sosial, serta fasih berbudaya, karena pemenangnya akan mewakili Indonesia di kancah global. Oleh karena itu, proses pemilihannya sangat ketat untuk menemukan kualitas terbaik.”

Daniela S. Fernandez (Foto: Doc. DSF)

Selama di tempat karantina, mereka diajarkan banyak hal oleh panitia, mulai dari disiplin bangun pagi, cara berdiri, cara duduk, cara berjalan, cara tersenyum, cara berpose, cara makan, hingga cara merias wajah sendiri, bersama tim Ivan Gunawan Cosmetic cs. Mereka juga diundang ke Studio Trans 7 dan bertemu dengan para artis ternama. Bahkan, diberikan kesempatan untuk beradu acting layaknya pemain sinetron. Selain itu, mereka ditantang untuk menjadi brand ambassador suatu produk dengan pose yang menarik. Dea berhasil mendapatkan foto yang sangat bagus, sekaligus mendapat penghargaan most photogenic.

Setelah melewati berbagai rangkaian kegiatan, para kontestan harus mengikuti interview. Dea pun mempersiapkan mentalnya dengan baik agar bisa melewati tahap penting ini. Dengan mengenakan gaun bermotif kuda yang disiapkan khusus oleh ibunya, Dea terlihat cantik sekali saat sesi interview. Motif kuda sengaja digunakan untuk memperlihatkan keunikan daerahnya ‘Bajawa’ kepada publik. Proses interview pun dilaluinya dengan lancar, karena Dea mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik.

Waktu untuk berlaga di atas panggung pun tiba. Semuanya telah siap dengan aneka dandanan, riasan serta gaun yang mewah bagai bidadari turun dari langit. Dea memandangi dirinya di cermin. Ia merasa seperti bukan dirinya lagi. “Aku cantik dan elegan,” begitulah kata hatinya untuk memuji dirinya.

Tibalah saatnya pula semua peserta kontestan naik ke panggung kompetisi. Mereka harus berjalan anggun sambil tersenyum, sembari menyebutkan nama daerahnya masing-masing. Setelah itu, menyampaikan opini. Dea mendapat tema opini tentang ‘Bullying’. Opini tersebut disampaikan dalam bahasa Inggris. Walaupun kemampuan Bahasa Inggrisnya kurang baik, namun ia berjuang untuk menyampaikan opininya dengan baik dan lantang.

Para kontestan juga harus menampilkan talenta lainnya yang ada dalam diri mereka. Dea memilih bernyanyi. Lagu yang dinyanyikan berjudul “Tak Segampang Itu” karya Anggi Mario. Suaranya begitu merdu. Hati para juri pun tergerak. Tak disangka, para juri menempatkan Dea di posisi 5 besar. Selanjutnya setiap kontenstan menjawab pertanyaan dari para juri secara spontan. Alhasil, setiap pertanyaan mampu dijawab dengan baik dan penuh percaya diri. Hingga tibalah pada sesi yang paling menegangkan sekaligus menentukan nasibnya, yaitu pemilihan Miss Teen Beauty dan Runner Up. Dalam hati Dea bergumam, apakah mahkota bergengsi itu akan menjadi miliknya?

Dea menanti pengumuman kejuaraan dengan perasaan tidak karuan antara tegang, gugup, dan cemas. Akhirnya, momen yang ditunggu pun tiba, dan juri menempatkan Dea di posisi Runner Up 3. Dea tidak menyangka jika ia terpilih dan masuk nominasi ini. Akhirnya, mahkota impian itu tersemat dan tertahta indah di kepalanya. Cita-cita, perjuangan dan doa telah bersekutu dalam sebuah prestasi yang luar biasa. Ia pun bersanding di antara orang-orang hebat. Dea telah membuktikan dirinya, bahwa ia bisa bersaing dengan peserta lainnya di kota metropolitan itu. Hari itu 10 November 2023, Dea terpilih menjadi salah satu generasi muda bertalenta lewat ajang kontes Indonesian Stars Search & Miss teen Beauty yang diselenggarakan oleh Krown Creative Enterprise di Black Owl Kelapa Gading Jakarta.

Dea Fernandez, gadis cantik dari kota dingin Bajawa menunjukkan kebolehannya di ajang tersebut. Dia telah bersaing secara ketat dengan finalis lainnya, di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur serta Nusa Tenggara Timur. Dea Fernandes adalah salah satu kontestan yang mewakili Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ia mendapatkan kesempatan emas untuk mewakili Indonesia pada ajang internasional, Miss Teen Universe di Amerika pada April 2024.

Namun, karena keterbatasan biaya, dengan berat hati Dea mengikhlaskan kesempatan emas ini. Ia tidak mau kedua orang tuanya terbebani oleh biaya yang tinggi itu. Walaupun begitu, Dea percaya bahwa kesempatan akan terus datang kepadanya. Ia berjanji untuk tidak berhenti berjuang. Sebab hidup adalah perjuangan. Ia bersyukur karena semua impiannya tergapai hingga ke tingkat nasional.

*) Penulis adalah siswa SMA Regina Pacis Bajawa, Kabupaten Ngada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *